Rasa Memiliki

01.55 Unknown 0 Comments



Ew!
Pak Ridwan Kamil walikota Bandung, baru aja tadi pagi upload foto di atas, dan pikiran pertama yang langsung terlintas adalah 'ew!'. Gimana enggak?! Jalan Braga yang udah rasa Eropa gitu dengan mudahnya dikotorin lagi. Gak bisakah orang-orang itu menjaga keindahan agar tetap abadi? Gak bisakah ngeliat TONG SAMPAH yang udah melotot dan nganga gitu di sebelahnya?!
Kalau sudah keterlaluan gitu, kadang pikiran rasis dapat muncul sendirinya; Kata-kata 'bangsat, kirik, goblok dan setan' terlintas begitu saja di hati - tetep diomongin di dalam hati kok :D .

Bukan hanya di bandung, tapi di seluruh bagian Indonesia. Di kampus saya saja, ada satu corner di belakang rektorat yang baru dibangun kurang lebih 3 bulan. Ada taman, tempat nongkrong yang asyik, WiFi dan fasilitas lainnya. Yang bikin gedegnya, di samping gazebo yang saya tempatin kemarin udah ada sampah rokok, puntung-puntungnya dan botol plastik. ini fasilitas baru boy! punya otak tapi gak dipake - bukan menghina, tapi fungsi otak kan untuk berfikir, huh?

Ada juga cerita ketika di perjalanan study tour ke Surabaya, bersama kawan-kawan kimia naik kapal laut dan disana teman saya ngeliat ada ibu-ibu yang membuang sampah ke luar kapal sambil memperlihatkannya ke anaknya - seakan lagi ngajarin untuk buang sampah ke laut omg. Ini juga harus menjadi perhatian berbagai pihak bahwa pelabuhan gilimanuk yang dulu masih bersih sekarang sudah banyak sampah terapung di permukaan. IYA SIH, sampah yang kamu buang cuma satu, tapi gimana jadinya jika semua orang buang sampah sembarangan? Sampahnya numpuk kirik! (Sorry, aku bilang apa barusan?). Yes, karena saya gak bisa kompromi kalau masalah sampah. titik.

Ada juga pelanggaran yang saya lihat. Sudah ada plang 'DILARANG MENGGESER MEJA/KURSI' dan you know, kursinya sangat berat tapi tetep wae ada yang berpindah dari tempat asalnya, bahkan udah ada yang berpindah di samping gazebo, cewek lagi yang makeknya. Disitu kadang saya merasa sangat jengkel. Orang yang tidak taat aturan - padahal mereka mahasiswa. MAHAsiswa!

Pernah liat 86? Meski kadang isinya pencitraan (wakaka), tapi dalam beberapa hal, program TV tersebut meningkatkan kesadaran saya dalam menaati peraturan. Ngeliat beberapa pelanggar membuat saya berfikir 'Sehina itukah kelihatannya jika saya melanggar?' Rasis lagi, tapi ya sudahlah.

Kebiasaan membuang sampah dan melanggar aturan merupakan kebiasaan yang harus dihilangkan. Sebagai mahasiswa, rasanya saya mempunyai beban moral lebih untuk mengubah pola pikir masyarakat. I memulainya dari diri saya sendiri, seperti membuang sampah pada tempatnya, simpan sampah kalo gada tong sampahnya, bahkan saya sering membawa sampah saya ke rumah, karena sampah di rumah bakalan masuk ke pengolahan sampah. Kalo di kampus, sebagai orang kimia, saya juga sadar membakar sampah (insinerasi ceilah) bukanlah jalan terbaik. Polusi everywhere!
Kalau saya sih, daripada kita bilang penghijauan mulu (Indonesia udah hijau sih, kecuali di tempat dimana pohon banyak ditebang) lebih baik kita bersihkan sampah yang ada di pinggiran pantai, selokan, gang dan jalan utama, rumah kita, kamar dan tempat-tempat lain. Tugas Pemerintah adalah memberikan fasilitas, solusi dan intensif kepada warganya agar mau berbenah diri. Mau kok para warganya kalau disuruh buang sampah pada tempatnya. Mau kan kalian? :') Terimakasih buat semua orang yang sudah menjaga lingkungan ini. jadi inget quote-nya siapa gitu yak di TV "Negeri ini bukanlah warisan orangtua kita, tapi adalah titipan anak cucu kita".

Senangnya jika semua orang jadi marah dan sebel kalo ada yang buang sampah. Senangnya jika lebih banyak orang sadar akan tanggung jawabnya sebagai penduduk, sebagai manusia. Senangnya jika lebih banyak orang punya rasa memiliki yang besar akan lingkungannya.









0 komentar: